Senin, 27 April 2015

Hai sobat...!!!
Kali ini saya akan membahas tentang tidur. Tidur adalah aktivitas yang selalu dilakukan setiap malam hari maupun pada siang hari. Nah, ada yang tau tak tidur itu apa?


Tidur merupakan istirahat melalui relaksasi secara tidak sadar. Tidur sangat diperlukan untuk tubuh kita, yaitu untuk istirahat dimana dengan istirahat akan membuat tubuh kita menjadi lebih rileks dan fresh, pikiran menjadi jernih, dan meningkatkan fungsi otak. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan penyembuhan karena selama tidur akan terjadi pelepasan hormon-hormon pertumbuhan, memperbarui jaringan dan produksi sel darah merah dan tulang yang baru.

Bayi membutuhkan tidur selama 18-20 jam sehari, sedangkan anak-anak selama 12-13 jam. Durasi tidur akan berkurang dengan bertambahnya umur. Orang dewasa membutuhkan tidur selama 8-9 jam sehari. Sementara durasi tidur lansia tidak begitu banyak. Jika dilihat berdasarkan durasi tidurnya, bayi membutuhkan tidur lebih banyak dibandingkan orang dewasa karena ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat untuk bayi. Namun lain halnya dengan kondisi tubuh sedang sakit, tubuh kita akan membutuhkan istirahat lebih banyak dibandingkan dengan hari biasanya karena dengan istirahat akan membantu dalam proses penyembuhan.

FASE TIDUR
Secara umum, proses tidur ada dua fase, yaitu fase gerakan mata cepat atau Rapid Eye Movement (REM) dan non-REM. Proses tidur diawali dengan fase non-REM kemudian dilanjuti dengan fase REM.

Fase non-REM
Pada fase ini terjadi peningkatan pelepasan hormon pertumbuhan, sehingga tubuh mendapat kesempatan untuk tumbuh, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, membangun otot dan jaringan pendukung serta menguatkan tulang. Hal tersebut sangat berpengaruh pada restorasi fisik. Pada fase non-REM ada beberapa tahap, diantaranya sebagai berikut.

Tahap 1 
Tahap ini adalah tahap tidur ringan, dimana pada tahap ini antara tersadar dan mulai tidur. Pada tahap ini akan mudah terbangun dan jika dibangunkan merasa seperti belum tidur (setengah tidur). Pada tahap ini, tubuh mulai bekerja untuk membuat otot-otot menjadi tenang dan rileks serta mata akan bergerak secara perlahan yang sering disebut dengan slow eye movement.
 
Tahap 2
Philip Gehrman (asisten professor University of Pennsylvania) menamai tahap kedua dengan tahap tidur pertengahan (tidur lebih dalam), dimana tidak mudah terbangun, tetapi juga belum benar-benar terlelap tidur. Tubuh menghabiskan hampir setengah malam pada tahap ini. Berdasarkan National Sleep Foundation, tahap ini akan terjadi penurunan suhu tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Tubuh akan menyesuaikan diri dan gelombang otak mulai melambat. Saat itulah, jantung dan sistem pembuluh darah akan memperbaiki diri dan beristirahat. 

Tahap 3
Tahap tidur semakin lelap (tidur paling dalam), dimana gelombang otak sangat lambat dan menurun, napas melambat dan tekanan darah menurun. Kemudian darah mengalir ke otot atau jaringan yang membutuhkan perbaikan. Tahap ini sangat penting sekali untuk kesehatan tubuh dan pemulihan kesehatan karena saat ini tubuh sedang memperbaiki dirinya sendiri. Jika seseorang memiliki penyakit tidur, seperti berjalan sambil tidur, mengigau dan lainnya, kelainan tersebut akan muncul pada tahap ini. Pada tahap ini, seseorang paling sulit untuk dibangunkan karena pada tahap ini seseorang tidur sangat lelap.
 
Fase REM
Fase REM merupakan fase yang unik karena keadaan otak saat tidur fase REM hampir sama dengan keadaan otak saat terbangun. Pada fase ini, mata bergerak dengan cepat sama seperti saat kita terbangun. Begitu juga dengan napas, detak jantung dan lainnya. Selain itu pada fase ini, otot tubuh lumpuh dan kita biasanya tak bergerak. Fase ini terjadi 4-5 sesi REM dan 20% dari periode tidur kita. Pada fase ini akan terjadi peningkatan aliran darah ke otak, sehingga terjadi fungsi otak menjadi lebih baik, sel-sel otak tumbuh lebih cepat. Hal ini akan memberi pengaruh pada restorasi fungsi emosi dan kognisi.

Nah, ternyata banyak sekali manfaat yang diperoleh saat kita tidur. Jadi jangan abaikan tidur ya sobat karena tidur sangat penting untuk kesehatan tubuh kita.

Dikutip dari Pustaka Anak Cerdas Volume 2 dan website merdeka.com
“Sepenggal perbincangan saya dengan kawanan semut”
Hai, kawanan semut!!!
Kenapa kau senang sekali berkunjung ke rumahku?
Pasti karna banyak sekali yang manis manis ya.. hihihiiiiii..
Ya, salah satunya adalah akyuuuu.. hahaaaaa.. #haduh..mulai..deh..mengagumi..diri..sendiri

Well, kita fokus lagi ke pokok pembicaraan kita tentang fakta unik semut. Siapa yang tidak kenal dengan semut, yang pastinya sudah kenal dan pasti di rumah kawan-kawan sekalian pernah dikunjungi oleh semut. Entah dia sedang mencari makanan ataupun sedang pindah rumah.. Seperti manusia saja ya.. hihiiiihiii..
#kawanan..semut..berkata..kita..juga..kan..makhluk..hidup..seperti..kalian..

Kadang kala kita merasa jengkel dengan kedatangan para kawanan semut yang membuat kondisi rumah menjadi kotor. Tapi kadang kala juga tak menghiraukan kedatangan mereka. Namun, apakah kalian pernah memperhatikan kawanan semut saat berpapasan? Saat itu saya pernah memperhatikannya.. Saat saya mempehatikan mereka. Lho kok mereka saat berpapasan berhenti ya? Apa yang sedang mereka lakukan? Saat itu, saya suka sekali berimajinasi kalau kawanan semut tersebut sedang bergosip, sedang bersalaman, ataupun sedang bertengkar.. hihiiii.. #terlalu

Nah daripada penasaran, kita cari tahu yuk apa yang sedang dilakukan oleh para kawanan semut tersebut. Yuk kita simak ceritanya..

Semut yang terlihat mengadu saat bertemu itu sebenarnya sedang berkomunikasi. Seorang peneliti Universitas New York (T.C. Schneirla) pernah mengadakan percobaan dengan semut. Beliau mengambil seekor semut lalu menaruhnya dalam tempat yang berisi makanan. Semut lain ditaruh dalam tempat yang berisi semut-semut musuh. Kemudian kelakuan semut tersebut diamati, terutama ketika berpapasan dengan teman-temannya di jalan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa zat kimia yang dikeluarkan dari makanan ataupun dari musuh semut menempel pada semut itu. Ketika bertemu dengan semut temannya, semut ini akan saling menyapa dengan saling bersentuhan. Dengan saling menyapa inilah zat kimia dari semut akan memberi tahu temannya melalui antena di kepala semut apakah di lingkungan sekitarnya ada makanan atau ada musuh.

Selasa, 14 April 2015


Hoooaaaaammm...
Tandanya mulai mengantuk nih. Tapi sangat disayangkan, mata ini masih belum bisa terpejam… hihihiiii… *hati-hati ketawanya saingan sama kunti.

By the way, kali ini saya ingin membahas masalah yang berkaitan saat tidur, yaitu tentang fenomena “KETINDIHAN” atau sering disebut juga “EREP-EREP”. Ya mungkin sobat-sobat pernah mendengarnya atau mungkin ada yang pernah mengalaminya. Hayo… hayo… angkat jempol kaki yang sudah pernah mengalaminya… hihiihiiiii

Well… ada pepatah nih “Tak kenal maka tak sayang” Nah, sebelum membahas lebih dalam tentang KETINDIHAN sebaiknya kita kenali dulu yuk KETINDIHAN itu apa.. Lanjutkaaaan!!!

Sekilas tentang fenomena KETINDIHAN atau Sleep Paralysis

Ketindihan terjadi dalam keadaan setengah sadar. Fenomena ketindihan akan membuat seseorang tidak bisa menggerakkan tubuh termasuk tangan dan kaki dan ketika berusaha berbicara atau berteriak tidak ada suara yang keluar dari mulut. Bagi masyarakat kita, fenomena ini sering dikaitkan dengan dunia mistis, dimana makhluk halus menindih tubuh kita sehingga tidak bisa bergerak.

Namun lain halnya dalam dunia medis, fenomena ketindihan dikenal dengan istilah sleep paralysis (kelumpuhan saat tidur), yaitu suatu keadaan karena tidak sinkronnya otak dan tubuh sehingga tidak bisa menggerakkan tubuh dan anggota tubuh saat sedang tidur. Nah, saat tidur ternyata ada tahapan prosesnya juga lho, diantaranya tahap tidur ringan, tidur lebih dalam, tidur paling dalam, dan terakhir tahap REM (Rapid Eye Movement) dimana bola mata kita bergerak dengan cepat.

Mengapa fenomena KETINDIHAN bisa terjadi?

Saat kita terlalu lelah atau kurang tidur, otak akan sangat cepat memasuki tahap REM. tahap ini biasanya kita bermimpi. Akan tetapi, tubuh kita masih berada dalam tahap tidur ringan atau tidur lebih dalam. Nah, saat kita terbangun dari tahap REM, otak masih berada dalam tahap yang berbeda dengan tubuh. Hasilnya adalah otak akan menjadi bingung karena tidak bisa mengendalikan tubuh yang juga sedang sibuk berada di tahap tidur yang lain.

FENOMENA “KETINDIHAN” YANG DISERTAI MELIHAT “PENAMPAKAN” 

Wah… ternyata juga ada lho yang mengalami fenomena ketindihan disertai melihat penampakan *sereeeem jg ya.. Tapi, sebenarnya fenomena ini hanyalah halusinasi dari otak kita sendiri. Lho kok bisa ya ??? Penasaran kan kenapa bisa begitu ??? Jadi gini nih ceritanya… Secara mdis , ketika otak terbangun dari tahap REM, otak kita masih berhalusinasi akibat mimpi yang baru saja dialami. Halusinasi itu bisa berupa melihat bayangan, melihat sesosok makhluk atau hal-hal lainnya. Nah, jadi deh saat terbangun seakan-akan kita melihat penampakan.

Bagaimana cara mengatasi masalah KETINDIHAN?

Masalah ketindihan ini ternyata bisa diatasi lho sobat. Caranya adalah dengan memperbaiki pola tidur. Jaka bisa hindari tidur pada saat badan sudah terlalu lelah dan berilah waktu istirahat otak dan tubuh minimal 6 jam dalam semalam. Namun, jika setelah menjaga pola tidur tapi masih mengalami ketindihan juga, kita perlu waspada dan segera berkonsultasi ke dokter. Dikhawatirkan seringnya ketindihan yang dialami adalah jenis sleep paralysis yang merupakan gejala awal narcolepsy (penyakit tidur mendadak tanpa didahului rasa kantuk), tanda-tanda kecemasan, stres maupun depresi.

Disandur  dari Kisah 1001 Fakta Sains

Minggu, 12 April 2015

Entah kenapa saya terlintas untuk menulis artikel ini. Ya, mungkin sedang stres… hohohooo. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca sebuah koran yang secara tidak sengaja membahas tentang hal ini. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa membaca artikel ini dan membantu permasalahan saya.

“STRES”… Siapa yang tidak kenal dengan kata tersebut. Semua orang pasti kenal dan pernah mengalami stres. Nah, sebelum membahas pengaruh tertawa terhadap stres, kita kenali dulu yuk hormon yang mempengaruhi stres. Oke… lanjut !!!


Dalam segi sains, ada tiga hormon yang memiliki konsentrasi tinggi saat seseorang mengalami stres, yaitu hormon kortisol, hormon adrenalin, dan hormon norepinephrine.

Hormon Kortisol

Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini dapat mendorong seseorang bereaksi dengan cepat pada saat nyawa terancam. Contohnya adalah mencari pegangan segera ketika merosot dari lokasi panjat tebing. Namun, jika hormon ini dikeluarkan secara berlebihan dan terus-menerus (stres berkepanjangan), akan mengalami sistem kekebalan tubuh menurun, munculnya jerawat, berkurangnya mineral dalam tubuh (magnesium, kalsium, dan potasium), dan kadar gula darah meningkat.

Hormon Adrenalin

Hormon ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan detak jantung, memaksimalkan energi, dan meningkatkan fokus/konsentrasi. Namun, jika hormon ini berlebihan akan menimbulkan peningkatan gula darah, terbentuknya plak pada pembuluh darah, dan bertambahnya produksi kolestrol dalam tubuh.

Hormon Norepinephrine

Hormon ini yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dapat membuat seseorang terjaga dan waspada. Seperti hormon adrenalin, hormon norepinephrine membantu seseorang berkonsentrasi pada suatu masalah. Cara kerja hormon ini adalah membantu mengalihkan aliran darah pada bagian tubuh yang aktif saat stres atau mengalami kondisi bahaya. Tetapi, hati-hati jika dalam jumlah tinggi, hormon ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk gejala suatu penyakit.

Ketiga hormon ini membantu seseorang bereaksi lebih cepat saat menghadapi tekanan/bahaya. Saat stres, tubuh akan mengalami gejala seperti detak jantung lebih cepat, napas pedek dan cepat, berkeringat dingin, serta otot-otot tegang. Jika terjadi berkepanjangan, hormon-hormon tersebut semakin tinggi dan bersifat destruktif pada tubuh.

Manfaat Tertawa

Nah, sekarang sudah tau kan hormon yang mempengaruhi stres. Jadi, kita juga harus tau gimana cara mengatasinya. Salah satu cara mengatasi stres, yaitu dengan cara “TERTAWA”. Ya, tertawa adalah cara yang paling simple dan efektif untuk mengatasi stres, tapi kadang kita tidak menyadarinya. Benar tidak kawan-kawan ??? hihihiiii

Banyak manfaat yang diperoleh dari aktivitas tertawa, diantaranya menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh, tubuh akan melepaskan hormon kortisol, dan merangsang otak untuk menyekresi hormon endorfin dan melatonin. Hormon endorfin dan melatonin memunculkan reaksi yang membuat seseorang merasa lebih tenang. Hormon endorfin ini berfungsi membuat tubuh merasa nyaman, membuat perasaan lebih bahagia, dan membantu meredakan rasa nyeri pada tubuh yang luka. Menurut berbagai riset, tertawa bisa membantu menurunkan kadar hormon stres 30-50%.

Tertawa terbahak-bahak bisa membuat tubuh lebih sehat. Ini karena saat tertawa terbahak-bahak terjadi pergerakan pada otot perut, bahu, dan dada, serta proses pembakaran kalori. Aktivitas ini sama halnya dengan lari ringan.

Ada banyak cara untuk tertawa, misalnya berkumpul bersama teman-teman sambil bersenda gurau, membaca cerita-cerita lucu, menonton film kocak, dan lainnya. Banyak manfaat yang diperoleh dengan tertawa. Mulailah dari diri sendiri, buatlah diri anda bahagia, sehingga kebahagiaan itu akan dirasakan juga oleh orang di sekitar kita dan juga akan membuat kita terhindar dari stres. 
“Tertawa bisa membuat bahagia karena merangsang sekresi hormon endorfin. Hormon endorfin membuat perasaan menjadi senang dan nyaman.”
Disandur dari KOMPAS tanggal 17 Maret 2015

Quote of The Day

Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma-which is living with the result of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition.” -Steve Jobs-

Popular Posts

Categories

Rainbow of Life. Diberdayakan oleh Blogger.